Anggota Komisi XI DPR RI Musthofa saat bertukar cenderamat usai meninjau UMKM binaan Bank Indonesia dan OJK di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (23/9/2022). Foto: Bianca/nvl

Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR RI meninjau dan mendengar langsung perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) binaan Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (23/9/2022). Dalam kunjungan tersebut, Komisi XI bertemu dengan UMKM Rorokenes yang merupakan UMKM yang memproduksi tas anyaman kulit artisan, Bengok Craft yang merupakan usaha kerakyatan berbasis pemberdayaan masyarakat yang fokus terhadap produk kerajinan dari enceng gondok, serta Naruna Keramik yang merupakan UMKM Keramik.

Anggota Komisi XI DPR RI Musthofa yang memimpin tim kunjungan kerja tersebut mengatakan Komisi XI DPR RI akan terus memberikan dukungan penuh kepada UMKM dapat terus berkembang. Hal tersebut merespon aspirasi yang disampaikan pelaku UMKM disana. Salah satu aspirasi yang disampaikan oleh pemilik Rorokenes Syanaz Nadya Winanto Putri adalah terkait keinginannya untuk mendapatkan hak paten internasional atau Patent Coorperation Treaty (PCT) untuk produk Rorokenes. 

“Semuanya kita akan dukung, bahwa untuk fasilitator yang paling tepat adalah Bank Indonesia, dan kita juga punya kawan-kawan yang ada di kedutaan besar. Sehingga nanti kedepan ini benar-benar apa yang diharapkan oleh Mba Rorokenes untuk izin paten dunia ini benar-benar bisa terlaksana. Ketika ini semua sudah bisa terlaksana, hak paten dia tidak hanya untuk Indonesia tetapi bisa di dunia," ujar Musthofa. 

Lebih lanjut, hal tersebut menurut Musthofa merupakan salah satu cara agar produk Indonesia tidak lantas diakui oleh negara lain. "Untuk mengantisipasi itu tentu dari Komisi XI akan sangat memberikan support, dan juga akan memberikan dukungan penuh (kepada UMKM), sehingga betul-betul fungsi pembinaan (dari BI dan OJK) ini benar-benar berjalan," tambah politisi PDI-Perjuangan itu. 

Untuk itu, Musthofa menekankan kepada BI dan OJK agar tidak hanya memberikan dukungan atau binaan terhadap keuangan, tetapi juga hal-hal lainnya. "Yang terpenting sekarang itu (pembinaan) literasi edukasi tidak hanya soal keuangan, tetapi soal public speaking nya, kemampuan dalam bergaul dan kemampuan dalam menginovasi produk dan tidak lupa kualitas," tutup legislator dapil Jawa Tengah II tersebut. (bia/sf)